kepala sekolah di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, kosong. Semuanya tersebar di tiga jenjang pendidikan, mulai dari TK, SD, hingga SMP.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdikpora Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengungkapkan, kekosongan posisi kepala sekolah ini terjadi sejak Agustus 2022.
Kekosongan kepala sekolah kebanyakan terjadi di jenjang pendidikan SD. Dari total 456 SD di Buleleng, 137 sekolah di antaranya tidak memiliki kepala sekolah definitif.
Meski jabatan kepala sekolah telah diisi oleh pelaksana tugas, Disdikpora Buleleng kini berupaya mengisi jabatan tersebut secara definitif melalui seleksi calon kepala sekolah.
Seleksi kepala sekolah telah dibuka sejak 28 April 2025 dan dijadwalkan berlangsung hingga 20 Mei 2025.
Pengisian kepala sekolah definitif saat ini sedang proses administrasi melalui Sistem Pengangkatan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah (KSPS).
Disdikpora Buleleng mengundang guru-guru yang memenuhi persyaratan agar ikut mendaftar.
Ariadi mengungkapkan sejumlah persyaratan seleksi jabatan kepala sekolah tersebut.
“Syaratnya tentu merupakan aparatur sipil negara (ASN), baik itu PNS maupun PPPK,” ujarnya, Jumat (16/5/2025) di Buleleng.
“Selain itu berstatus guru penggerak, memiliki sertifikat calon kepala sekolah (cakep), tidak terlibat narkoba yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat, dan sebagainya,” ujar dia.
Ia mengatakan, sejauh ini jumlah calon kepala sekolah yang memenuhi syarat dan telah mendaftar ke sistem yakni sebanyak 94 orang.
“Nantinya dokumen yang telah masuk akan diverifikasi lagi. Bagi yang memenuhi syarat, nanti langsung kita atur penempatannya di mana,” katanya.
Selain mengisi kekosongan jabatan kepala sekolah, Disdikpora Buleleng juga menyiapkan pergeseran kepala sekolah yang telah menjabat dua periode, atau delapan tahun.
“Kami juga akan laksanakan pergeseran. Karena di sistem sudah diberi label merah, artinya sudah harus bergeser,” ujarnya.