
Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) menyambut pelaksanaan Idul Adha 2025.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Kadistan) Bali, I Wayan Sunada, mengatakan bahwa upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran PMK di Pulau Dewata.
“Kalau sampai saat ini walau PMK bersifat (menular), tetapi kita sudah melakukan vaksinasi lima kali untuk menjaga antibodi daripada sapi tersebut sehingga laporan dari ternak kita atau dari kabupaten enggak ada (sapi terserang PMK),” katanya di Kantor DPRD Bali, Rabu (14/5/2025).
Kasus PMK di Bali saat ini masih nihil. Namun, Distan menetapkan kuota sekitar 40.000 ekor sapi kepada peternak untuk mengirimkan sapi ke Jawa sepanjang tahun 2025.
Kuota ini termasuk untuk kebutuhan Idul Adha.
Pembatasan kuota ini bertujuan untuk menjaga populasi dan mengurangi risiko penularan PMK.
“Pelaku usaha bebas untuk memasarkan ternak sapi dengan target 40.000 itu, jangan lebih dari itu. Kalau kita tambah, habis sapi di Bali dan tahun depan apa yang mau dipasarkan,” katanya.
Distan Bali juga memperketat perlintasan angkutan sapi antar-wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB)-Bali-Jawa untuk mencegah penularan.
Petugas akan mengecek dokumen pengiriman dan kesehatan sapi begitu tiba di Pelabuhan Padangbai, Karangasem.
Petugas mengawal truk pengangkut sapi ke Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana.
Truk dilarang dibuka dan berhenti saat melintas di sepanjang wilayah Bali.
Peternak dari NTB tercatat sudah mengirimkan sekitar 1.600 ekor sapi ke Jawa untuk Idul Adha per Selasa (14/05/2025) kemarin.
“Kita cek dokumen dulu. Kalau sudah lengkap, kita cek sapinya, berangkat dalam kondisi disegel. Enggak boleh dibuka kecuali dari karantina untuk pengecekan,” katanya.