
jalan rusak di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, viral di media sosial.
Dalam unggahan itu disebutkan bahwa jalan tersebut rusak padahal baru diperbaiki.
Ruas jalan tersebut terletak di Desa Pakisan dan Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng.
Ketua Komisi II DPRD Buleleng, Wayan Masdana, menyampaikan bahwa kerusakan terjadi bukan hanya pada badan jalan, melainkan juga pada beton penyangga aspal yang hancur akibat luapan air dari gorong-gorong yang tersumbat.
Ia mengaku telah meninjau lokasi untuk mengecek kondisi jalan pada Senin (12/5/2025) lalu.
Masdana mengungkapkan bahwa kontraktor proyek ini sebelumnya telah menerima SP3 pada akhir Maret 2025 sebagai bentuk teguran dan instruksi percepatan penyelesaian proyek.
Namun, belum lama setelah pembangunan rampung, kerusakan kembali terjadi.
“Gorong-gorong yang tersumbat mengakibatkan air meluap dan merusak bagian bawah jalan. Kontraktor sudah saya temui dan mereka berjanji akan memperbaiki,” ujarnya, Rabu (14/5/2025) di Buleleng.
Ia juga menyinggung proses tender proyek yang sempat dua kali gagal sebelum akhirnya berhasil dilelang dan dimenangkan pada Agustus 2024.
Akibat proses yang molor, pengerjaan terpaksa dilakukan pada musim hujan, sehingga kualitas konstruksi pun terdampak.
“Ini dua kali gagal tender, baru ada pemenang, dan itu jatuh pada Agustus 2024. Akibatnya pekerjaan dilakukan saat cuaca tidak bersahabat,” kata dia.
Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna, mengatakan bahwa kondisi jalan memang memiliki tanjakan terjal dan tajam, apalagi lokasi jalan yang berada di daerah perbukitan, sehingga sering turun hujan.
Meski demikian, ia menyebut pemerintah berkomitmen menyelesaikan pengerjaan jalan ini sesuai dengan spesifikasi.
“Karena jalan ini penting sekali, menjadi penghubung Desa Pakisan dengan Desa Kelandis. Supaya bisa diselesaikan dengan baik, walaupun sudah lewat masa pengerjaan,” ujarnya.
Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng baru membayarkan sebesar 30 persen dari proyek senilai Rp 5,9 miliar.