Namun fasilitas kesehatannya justru belum merata bisa dirasakan oleh warga lokal.
Akses kesehatan di daerah terpencil terbilang masih sulit dijangkau.
Terutama di wilayah Kabupaten Karangasem, Bangli, Buleleng, Jembrana, dan desa-desa di pegunungan atau sekitar kawasan hutan.
Keseluruhannya ada 716 desa dan kelurahan yang tersebar di 8 kabupaten dan 1 kota.
Lalu apa solusi Gubernur Bali, I Wayan Koster dalam mengatasi ketimpangan ini?
Koster berencana menerapkan program Satu Desa Satu Klinik.
Saat ini masih dirumuskan dan akan menjadi bagian dari integrasi program nasional Koperasi Desa Merah Putih.
“Sudah sejak awal kita canangkan gagasan ini. Tujuannya agar masyarakat di tingkat desa dan kelurahan bisa mengakses layanan kesehatan yang terjangkau, merata, dan berkualitas,” jelas Koster di Denpasar, Kamis (12/6/2025).
Nantinya program ini tidak hanya menyediakan layanan medis konvensional.
Tetapi juga mencakup pengobatan tradisional berbasis kearifan lokal Bali.
Dalam penerapannya nanti, program ini dirancang tidak untuk diterapkan seragam di semua desa.
Wilayah yang sudah memiliki rumah sakit atau Puskesmas cukup seperti Denpasar dan Badung, tidak menjadi prioritas.
Namun diarahkan pada wilayah yang benar-benar membutuhkan layanan kesehatan.
Langkah awal mencakup identifikasi desa yang belum memiliki layanan dasar, dan pemetaan SDM.