
Desa Adat Demulih, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali menggelar ritual pembersihan buntut pembongkaran kuburan di desa adat tersebut.
Adapun perusakan makam itu terjadi di area kuburan bayi.
Kuburan tersebut digali secara misterius oleh orang tak dikenal.
Kejadian tersebut membuat desa adat setempat leteh atau kotor secara agama Hindu, sehingga perlu pembersihan melalui ritual.
“Secara agama, kami sudah melakukan upacara mecaru pembersihan,” ujar Kepala Desa Demulih, I Nyoman Wijana, Jumat (23/5/2025) melalui sambungan telepon.
Upacara mecaru di makam ini bertujuan membersihkan energi negatif di sekitar kuburan serta memastikan roh-roh yang ada di sana terbebas dari gangguan.
Pasca-perusakan itu, areal perkuburan kini dijaga oleh pecalang atau petugas keamanan desa adat.
“Terkait pengamanan selanjutnya sudah jelas dari Pecalang, jaga-jaga agar tidak terjadi hal-hal yang serupa,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, ada 14 kuburan bayi yang digali secara misterius.
Namun, hanya ada 3 kuburan yang terlihat jelas digali dengan lubang sedalam sekitar 30 sentimeter.
“Yang kelihatan jelas lubang-lubangnya itu tiga titik, sekitar 30 sentimeter. Dan yang lain terindikasi 14 titik, tapi itu cuma digali sedikit-sedikit saja,” ucap dia.
Lokasi tersebut sudah lama dijadikan sebagai kuburan bayi.
Kuburan itu berada di areal dalam perkuburan.
“Itu pemakaman rare, atau kuburan bayi sebenarnya. Bayi baru lahir sampai umur 3 bulan,” ujar dia.
Sementara itu, di luar merupakan areal perkuburan orang dewasa.
“Tempatnya agak tersembunyi di belakang, kalau kuburan orang dewasanya di depan di pinggir jalan,” kata dia.