Str. Name 1
June 18, 2025
11 11 11 AM

BO55 – Tinggi Angka Bunuh Diri, Bali Diberi 4 Rekomendasi Solusi

Ilustrasi bunuh diri

Lihat Foto

bunuh diri di Bali, dr. I Gusti Rai Putra Wiguna SpKJ menyampaikan empat rekomendasi solusi.

Menurut dia, hal itu penting, sebab belum banyak pemimpin daerah yang mengadopsinya.

Founder Rumah Berdaya Denpasar ini mengaku sangat konsen dengan isu kesehatan mental tersebut menawarkan empat rekomendasi.

Pertama, membantu pembiayaan penanganan cedera akibat upaya bunuh diri dengan latar belakang kesehatan jiwa.

Ini dapat menjadi gambaran perubahan sistem bagi regulator BPJS Kesehatan, besaran biaya, dan besaran manfaat bagi upaya pencegahan bunuh diri.

Hal ini penting bagi advokasi pembiayaan penanganan bunuh diri secara nasional.

“Lalu membuat Program Bali Maju Bahagia atau Bali Menyama Bagia, yakni sistem terintegrasi cegah bunuh diri dari promotif, preventif, intervensi krisis, kuratif, dan rehabilitatif,” kata dia di Denpasar, Jumat (23/5/2025).

Semua langkah tersebut berada dalam satu sistem informasi digital terstandar non-stigma.

Semua pihak dilibatkan, di antaranya Pemerintah, rumah sakit, organisasi profesi kesehatan, Yayasan Kelompok Rentan, dan Suicide Helpline yang sudah ada.

Ketiga, promosi kesehatan mental dengan filosofi kearifan lokal Bali sesuai dengan peran desa adat.

Warga diberikan pendidikan dan penguatan agama, khususnya bagi ruang lingkup keluarga. Program ini dapat dilakukan bekerja sama dengan Organisasi Profesi Kesehatan Mental.

“Terakhir, kami mendorong pembangunan Panti Bina Laras di Bali bagi ODGJ telantar atau dengan caregiver lansia,” ungkap dia.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dalam satu minggu terakhir ini, terjadi beberapa kejadian bunuh diri di Bali.

Seorang sopir travel mengakhiri hidup di Kerobokan, Kabupaten Badung. Lalu, seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kabupaten Tabanan juga melakukan hal yang sama.

Berdasarkan data di tahun 2023, Bali memiliki catatan angka bunuh diri tertinggi di Indonesia, yaitu 3,07 per 100.000 penduduk. Jumlah tersebut hampir dua kali lipat dari peringkat kedua.

Lalu, mengacu pada Riskesdas 2018, menunjukkan hasil bahwa Bali memiliki prevalensi gangguan jiwa berat tertinggi di Indonesia. Namun, tidak lebih dari setengah penderita yang rutin menjalani pengobatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *