PHK) imbas efesien anggaran pemerintah.
Menyikapi kondisi ini, Wakil Ketua PHRI Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya mengaku heran dengan adanya sejumlah akomodasi wisata yang melakukan PHK karyawannya.
Sebab, secara stastik, kunjungan wisatawan asing ke Bali menununjukkan peningkatan dan durasi menginap (leisure) juga panjang.
“Kalau ada masalah itu kan kita sangat perhatiin karena kenapa demikian Bali ini masih bagus tertolong dengan banyaknya wisatawan asing yang datang. Jadi, internasional tourist-nya bagus, masih 18.000 per hari dengan 43 penerbangan setiap hari. Kedua, leisure-nya tinggi,” kata dia saat ditemui Kabupaten Badung, Bali, pada Rabu (11/6/2025).
Menurut Rai, kondisi tersebut yang membuat sektor industri perhotelan dan restoran di Bali berbeda dengan di daerah lain yang tergantung pada belanja birokrasi, khususnya untuk acara meetings, incentives, conferences, exhibitions (MICE).
“Beda dengan di kota-kota besar. MICE-nya turun drastis hampir 70 persen, hanya 30 persen saja leisur-nya, kan itu yang terjadi. Kalau di Bali kebalik dia. MICE-nya 30 persen, leisure-nya 70 persen. Makanya itu yang tertolong, penyebarnya kita bisa atur,” kata dia.
Ia berharap, pihak akomodasi wisata tidak ada lagi yang melakukan PHK karyawannya dan pekerja yang mengalami PHK kembali dipekerjakan.
Apalagi, saat ini Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah mengeluarkan instruksi kepada pemerintah daerah kembali bisa mengelar rapat di hotel.
“Kita pastikan kalau di Bali jangan PHK. Kenapa demikian karena tingkat hunian kan sudah, apalagi Juli ini meningkat (okupansi) sampai ada yang 80 persen dan ada 70 persen. Ini kan makin bagus. Kalau sudah di atas 60 persen, making profit dia. Ngapain PHK? Karena staff itu atau karyawan itu kan aset daripada pengusaha,” kata dia.
Terpisah, Kepala Disnaker Bali Ida Bagus Setiawan mengatakan, ada 100 karyawan akomodasi wisata di yang tersebar di Kabupaten Badung mengalami PHK selama enam bulan terakhir, Januari-Juni 2025.
“Di Bali ketika ada PHK satu saja itu masalah karena pariwisata sedang menggeliat naik, okupansi juga cukup tinggi kalau sampai ada PHK menjadi sebuah anomali. Tetapi yang tercatat memang baru di 100 sekian,” kata dia, Rabu.
Pihaknya masih melakukan pendalam lagi terkait adanya fenomena PHK di Kabupten Badung, yang merupakan jantung pariwisata Bali.
“100 pekerja di hospitality umumnya banyak di hotel resto tapi perlu rinci lebih dalam lagi,” kata dia.