premanisme di wilayah Bali digulung oleh aparat dari Kepolisian Daerah (Polda) Bali.
Penangkapan ini merupakan hasil Operasi Pekat Agung 2025 yang digelar secara serentak selama delapan hari, terhitung sejak 5-12 Mei 2025.
Kepala Bidang Humas Polda Bali, Kombes Pol Ariasandy, mengatakan para pelaku mengganggu keamanan dengan melakukan aksi premanisme mulai dari pemalakan di jalan dan warung, begal, hingga parkir liar.
“Premanisme ini termasuk kejahatan jalan, malak orang di jalan, masuk ke warung minta rokok, begal, parkir liar. Ketika dia tidak dikasih duit, dia marah,” kata dia, di Denpasar, Jumat (16/5/2025).
Ia mengatakan, para tersangka melakukan aksinya dengan berbagai modus. Mulai dari mengintimidasi korban dengan ancaman kekerasan hingga melakukan penganiayaan.
Aksi premanisme tersebut tersebar di seluruh wilayah Bali. Namun dipastikan, para tersangka melakukan aksi tanpa mengatasnamakan organisasi kemasyarakatan tertentu.
“Preman berkedok ormas yang mengganggu jalannya investasi itu yang menjadi target kami. Namun, sampai saat ini kami tidak menemukan itu di Bali,” kata dia.
Ariasandy mengatakan ke depannya jajaran kepolisian di Bali tetap melaksanakan patroli di sejumlah kawasan untuk menjaga situasi Bali tetap aman dan kondusif.
Saat ini, 56 orang preman tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan sembari menunggu proses hukum selanjutnya.
“Semoga ke depannya Bali yang kita cintai sebagai salah satu pulau tujuan wisata terbaik di Indonesia bahkan di dunia tetap ajeg, aman, dan damai,” kata dia.