
KMP Tunu Pratama Jaya pada Rabu 2 Juli 2025.
Ia sangat bersyukur bisa selamat, walaupun peristiwa itu masih membuatnya trauma.
Wahyudi merupakan salah satu sopir travel turut menumpang di Kapal KMP Tunu Pratama Jaya.
Di mobil itu ia mengangkut 9 penumpang, yang berangkat dari Banyuwangi menuju Bali.
Nahas dalam perjalanan menyeberangi Selat Bali, kapal yang menampung 53 penumpang, 12 kru kapal dan 22 kendaraan itu mengalami insiden tenggelam.
Adik kandung Wahyudi yang bernama Lusi mengungkapkan, insiden tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama Jaya berlangsung cepat.
Berdasarkan cerita sang kakak, setelah memasuki kapal ia berada di mobil.
Hingga tak berselang lama setelah berlayar, Wahyudi mendengar orang berteriak bahwa kapal posisinya miring.
“Ada orang teriak-teriak kapal miring, sehingga saat itu kakak saya langsung keluar mobil,” ucapnya.
Wahyudi segera menuju tangga untuk naik ke atas kapal.
Sayangnya saat menaiki tangga kedua, posisi kapal semakin miring hingga kemudian tenggelam.
“Posisi dia di bawah kapal, mau keluar juga susah karena kondisinya gelap. Kakak saya sempat nabrak besi, hingga kaki dan kepalanya luka,” ujarnya.
Lusi bersyukur sebab kakaknya selamat dari insiden tersebut. Diakui luka-luka yang dialami Wahyudi saat ini sudah berangsur-angsur sembuh.
Walau demikian, Lusi tak memungkiri jika masih ada rasa trauma yang dialami Wahyudi.
“Alhamdulillah sudah mendingan namun masih lemas, sebab berjam-jam berada di tengah laut. Selain itu kepalanya juga masih pusing. Rasa trauma juga pasti ada,” imbuhnya.