
Pemadaman listrik massal atau blackout terjadi di seluruh Bali pada Jumat (2/5/2025) sejak sekitar pukul 16.05 Wita.
Pemadaman ini membuat aktivitas warga terganggu, khususnya bagi para pedagang.
Wandi (43), pedagang tahu tek di Jalan Tukad Yeh Aya, Kota Denpasar, Bali, terpaksa berjualan hanya diterangi lampu senter ponsel.
“Pakai senter ponsel. Enggak tahu ini (bisa bertahan) sisa 60 persen baterainya,” kata dia, Jumat.
Ia mengaku tidak memiliki persiapan dalam menghadapi kondisi ini karena tidak ada pemberitahuan dari pihak PLN. Dia mengira pemadaman ini tidak berlangsung lama.
“Ya tutup atau pakai lilin. Kita enggak ada persiapan karena mikirnya bakal cepat hidupnya,” kata dia.
Wandi dan istrinya pun merasa kesulitan mulai dari menyiapkan bumbu, menggoreng tahu dan telur, hingga transaksi karena penerangan terbatas.
Di sisi lain, para pelanggannya yang memilih makan di tempat juga terpaksa makan diterangi lampu senter ponsel masing-masing.
Kondisi serupa juga dialami Iwan (30), pemilik warung makanan yang terpaksa memasak hanya diterangi lilin.
“Ya gimana ya. Pasti kesulitan, susah mau goreng sesuatu, ngandalkan lilin sama lampu cadangan aja ada baterainya,” keluhnya.
Sebelumnya, seluruh wilayah Bali tengah mengalami pemadaman listrik atau blackout selama berjam-jam pada Jumat (2/5/2025) sejak pukul 16.00 Wita.
Hal ini diduga disebabkan adanya gangguan pada kabel laut transfer Jawa-Bali.