
jiwa.
Layanan ini untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Buleleng.
Selama ini, pasien harus dirujuk ke RS Jiwa di Kabupaten Bangli.
Direktur RSUD Buleleng, Putu Arya Nugraha menyampaikan, ruang rawat inap jiwa ini dihadirkan untuk memberikan pelayanan kesehatan mental yang lebih mudah dijangkau.
“Selama ini kalau ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa berat, masyarakat harus merujuk ke Bangli,” ujarnya, Selasa (24/6/2025) di Buleleng.
“Selain jauh, biaya transportasi dan tenaga pendamping pun menjadi beban. Kini pasien bisa dirawat di sini. Harapannya, motivasi sembuh menjadi lebih besar karena dukungan keluarga lebih dekat,” kata dia.
Ia menyebutkan, layanan kesehatan jiwa terus dibutuhkan masyarakat. Sepanjang empat bulan terakhir, tercatat adanya pasien gangguan jiwa yang mendapat penanganan.
Masing-masing sebanyak 14 orang pada bulan Maret, 10 orang pada April, 12 orang pada Mei, dan 8 orang pada bulan Juni.
Adapun rawat inap jiwa yang terletak di Ruang Akasia dilengkapi lima bangsal, termasuk satu ruang isolasi dengan keamanan maksimal yang dirancang sesuai standar Kementerian Kesehatan.
Ruangan ini diperuntukkan bagi kasus-kasus berat yang bisa membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Sementara itu, empat bangsal lainnya digunakan untuk pasien dengan gejala gangguan jiwa seperti gaduh gelisah, tetapi tidak memerlukan pengamanan maksimal.
“Desain ruangannya harus khusus. Terisolasi dari bangsal umum, namun tidak terasa seperti penjara. Aman bagi pasien, keluarga, dan lingkungan rumah sakit, serta tetap memperhatikan kenyamanan psikologis,” ujarnya.
Ia memastikan, layanan di Ruang Akasia memenuhi standar nasional.
RSUD Buleleng saat ini memiliki dua psikiater aktif dan siap menambah tenaga medis sesuai kebutuhan.
Obat-obatan psikiatri juga dipastikan lengkap tersedia, termasuk sarana pendukung seperti alat restrain untuk keperluan medis tertentu.