Str. Name 1
May 10, 2025
11 11 11 AM

BO55 – Cerita I Wayan Balik, Bawa Desa Adat Cemenggoan di Bali Mandiri Sampah

Pegiat lingkungan I Wayan Balik Mustiana saat melakukan kegiatan bersama masyarakat di Desa Adat Cemenggoan, Sukawati, Kabupaten Gianyar.

Lihat Foto

I Wayan Balik Mustiana (50), mengaku selalu meyakini alam tidak akan pernah mengkhianati manusia.

Apabila kita memberikan yang baik untuk alam, niscaya alam pun akan menjaga manusia.

Prinsip itulah yang selalu ia pegang, yang membuatnya tak akan pernah lelah berjuang agar tanah kelahirannya bersih dan mandiri dalam mengelola sampah.

Kini ia dan masyarakat Desa Adat Cemenggoan, Sukawati, Kabupaten Gianyar, telah merasakan manfaat yang luar biasa.

Desa Adat Cemenggoan termasuk pionir yang berhasil menerapkan pengelolaan sampah mandiri, tanpa menggunakan plastik, dan mengimplementasikan Tebe Modern untuk sampah organik.

Dalam pertemuan warga di desa, misalnya, menu yang disediakan semuanya berupa rebusan, tanpa ada penggunaan plastik sekali pakai.

“Apakah kita mau gampang di awal atau di akhir? Itu pertanyaan utamanya. Apabila ingin di awal, ya tinggal belikan kue-kue dan sajikan air dalam kemasan. Selesai.”

“Tapi kan jadinya sulit di akhir dalam mengurus sampahnya,” tutur I Wayan Balik, Minggu (4/5/2025).

Seiring berjalannya waktu, I Wayan Balik berharap prosesnya bisa mudah di awal maupun di akhir.

Apalagi para pemimpin adat di desa juga semakin kompak, tidaklah akan sulit untuk mempertahankan Desa Adat Cemenggoan selamanya bersih. Bahkan, bisa menjadi inspirasi untuk wilayah lainnya.

Desa Adat Cemenggoan telah memiliki perarem (aturan) terkait pengelolaan sampah, antara yang organik dan anorganik. Sehingga siapa pun pemimpinnya, program ini akan terus berjalan secara berkelanjutan.

Untuk sampai pada titik ini, I Wayan Balik dan kawan-kawannya yang dulu tergabung dalam Forum Peduli Lingkungan Desa Adat Cemenggoan harus melewati jalan yang berliku dan panjang.

Cibiran dan keraguan seringkali ia terima. Namun, hal itu justru dianggapnya sebagai penyemangat.

Ia merasa resah mengapa sudah berulang kali melakukan clean up dan sudah tersedia bank sampah, tapi kondisi lingkungan masih sama. Sampah tetap menumpuk di mana-mana.

Akhirnya, ketika dipercaya menjadi koordinator di bidang palemahan (lingkungan) di Saba Desa, ia mengusulkan konsep Tebe Modern.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *