Dalam balutan baju merah putih, Kadek Asih mengepalkan tangan penuh kebahagiaan dan haru.
Atlet asal Gitgit, Kabupaten Buleleng, Bali tersebut meraih medali perunggu pada seri Piala Dunia Panjat Tebing 2025 Bali.
Dukungan dan rasa bangga untuk Kadek Asih pun menggaung di Pulau Peninsula, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (3/5/2025) lalu, di mana kejuaraan berlangsung.
Pemanjat disiplin speed Indonesia tersebut tercatat sebagai pemanjat tercepat pada duel small final, dan mempersembahkan medali pertama untuk Indonesia.
“Hal yang paling mendebarkan saat pertandingan kemarin yaitu pada saat masuk babak kualifikasi.”
“Karena di babak kualifikasi yang menentukan kita bisa lanjut ke babak semifinal dan final,” ujar Kadek Asih kepada Kompas.com, Selasa (6/5/2025) kemarin.
Atas pencapaian tersebut, gadis kelahiran Pumahan, 22 November 2006 itu mengaku merasa sangat terharu dan bahagia.
Pertandingan tersebut merupakan ajang Piala Dunia pertama bagi Kadek Asih dan ajang perhelatan internasional yang kedua.
Sebelumnya, ia sempat bertanding di Asian Youth Cup 2023 Singapura.
Meskipun terbilang atlet junior, namun pencapaian Kadek Asih mulai diperhitungkan. Baginya, kunci utama yang paling ia perhatikan adalah mental.
Selain itu, -tentu saja. di balik pencapaiannya, ada usaha keras yang harus dilalui Kadek Asih. Ia berlatih lima kali dalam seminggu, libur setiap hari Rabu dan Minggu.
Ada dua sesi dalam setiap latihan, yakni pada pagi dan sore hari. Setiap sesi latihan berlangsung selama 2-3 jam.
Kadek Asih menceritakan, ketertarikannya pada panjat tebing bermula dari pengalaman saat diajak sang Ibu bermain ke taman kota. Di sanalah ia melihat orang-orang latihan panjat tebing.
Kala itu, Kadek Asih langsung mengiyakan ajakan temannya untuk mencoba.Dalam keluarganya, Kadek Asih menjadi yang pertama sebagai atlet panjat tebing.