
Berdasarkan data hasil deteksi dini gula darah sesuai kelompok usia 15-17 tahun pada 2025 (Januari-07 Mei 2025), Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatat total 23 kasus dari jumlah peserta deteksi sebanyak 3.727 orang.
Dengan rincian Kabupaten Gianyar 1 orang, Badung 7 orang, Klungkung 14 orang, Denpasar 1 orang, sementara Buleleng, Bangli, Jembrana dan Karangasem nihil kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dr. dr. I Nyoman Gede Anom, M.Kes mengimbau agar anak-anak juga turut menerapkan pola hidup sehat.
“Melalui Promkes Provinsi Bali, Kabupaten/Kota dan puskesmas kepada masyarakat untuk pola hidup sehat dengan CERDIK, cek kesehatan secara teratur, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat yang cukup, kelola stres,” ujar Anom.
Kasus diabetes ini, juga disoroti oleh Komisi IV DPRD Provinsi Bali yang sebelumnya menggelar rapat terkait pembahasan kebijakan Jaminan Kesehatan dan Ketenagakerjaan dengan BPJS Ketenagakerjaan beberapa hari lalu.
Ketua Komisi IV DPRD Bali, Nyoman Suwirta menjelaskan, kasus diabetes/prediabetes usia remaja ini sebenarnya sudah ada terjadi di kota-kota besar.
Terungkap anak remaja terdeteksi terkena diabetes saat Diskes melakukan cek gula darah di masing-masing Kabupaten/Kota di Bali, ternyata kasusnya juga sama.
“Tentu diabetes ini diketahui ada beberapa penyebab keturunan, pola makan dan pola hidup,” jelas Suwirta, Rabu 21 Mei 2025.
Untuk kasus anak kemungkinan penyebabnya cenderung pola makan atau minum.
Menurut Suwirta, anak-anak mudah mendapatkan makanan, karena mudah pesan lewat ojek online.
“Pesan makanan dan minuman cepat saji termasuk mikol, ditambah begadang sambil main gawai atau gim,” bebernya.
Oleh sebab itu, Komisi IV DPRD Bali mengundang Dinkes dan BPOM untuk menindaklanjuti data tersebut.
Guna memastikan dan juga mengambil sampel darahnya kembali, dengan diperiksa dalam keadaan puasa.
“Setelah itu, memastikan penyebab dan langkah-langkah preventif dan kuratif,” beber Suwirta.