Str. Name 1
June 14, 2025
11 11 11 AM

BO55 – Pengusaha Hotel di Bali Keluhkan Investor Asing yang “Bermain” di Industri Vila dan Homestay

Ilustrasi vila di Bali.

Lihat Foto

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Prof Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, mengatakan para anggotanya mengeluhkan soal banyaknya investor asing yang masuk.

Terutama karena para investor itu justru bermain di segmen pasar vila dan homestay.

“Hal ini tidak lepas dari kebijakan pusat tentang nilai investasi bagi orang asing di Indonesia, termasuk di Bali, yang sangat rendah,” kata Tjok Oka, Kamis (29/5/2025).

Akibatnya, para pemodal asing dengan mudah menekan pengusaha menengah bawah, termasuk hotel-hotel besar.

“Di samping nilai investasi yang relatif kecil, perizinan yang tidak jelas, juga jaringan pasar yang mereka kuasai,” imbuh dia.

Banyaknya pemodal asing yang menguasai market vila dan homestay, tentunya berdampak pada tingkat okupansi hotel.

Angka kunjungan wisatawan ke Bali, secara statistik memang menunjukkan kenaikan.

Namun tingkat okupansi hotel ternyata tidak linier dengan peningkatan kunjungan tersebut.

Sebelumnya, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati yang kerap disapa Cok Ace, pun sebelumnya telah mengungkap empat penyebab okupansi hotel menurun.

Pertama, banyak wisatawan menjadikan Bali sebagai hub. Namun tujuan wisata mereka adalah Gili Lombok, Labuhan Bajo, dan destinasi beyond Bali lainnya.

Kedua, beberapa bulan terakhir sejak Pelabuhan Benoa diperbaiki, banyak kapal pesiar yang mampir di Bali.

Kedatangan wisatawan tersebut memang tercatat. Hanya saja mereka tetap menginap di kapal. Sehingga tidak menyumbangkan tingkat hunian hotel.

“Ketiga, adanya vila-vila liar yang tumbuh di Bali. Lalu keempat, adanya kebijakan pemerintah pusat tentang efisiensi anggaran,” kata dia.

Kawasan yang paling terdampak adalah Nusa Dua di Kabupaten Badung.

Penurunan okupansi sebesar 10 hingga 12 persen karena sangat tergantung dengan kegiatan mice.

Namun kawasan Sanur di Denpasar dan Ubud di Gianyar, tercatat masih stabil.

Sebelumnya, diberitakan bahwa okupansi dan kinerja industri perhotelan di Jakarta juga terus menurun.

PHRI Jakarta mengumumkan dampaknya bahwa kemungkinan bakal ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *