Buleleng, Provinsi Bali, mengalami kerusakan parah pada bagian struktur bangunan.
Kondisi paling mengkhawatirkan terlihat pada atap dan plafon yang jebol dan nyaris roboh.
Kerusakan tersebut membuat para pegawai was-was saat bekerja di dalam gedung tersebut.
Camat Kubutambahan, I Nyoman Arya Lanang mengungkapkan, kerusakan berat telah terjadi sejak beberapa tahun lalu. Namun, belum pernah diperbaiki.
Genteng yang bergeser menyebabkan kebocoran parah saat hujan. Air mengalir deras dari lantai atas ke area lobi dan ruang pelayanan.
“Kalau hujan deras, air masuk sampai ke dalam ruangan pelayanan. Kami tetap berkantor, tapi tentu ada rasa was-was. Apalagi takut dokumen penting basah,” ujarnya, Senin (16/6/2025).
Lanang menyebut, usulan perbaikan sudah disampaikan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng, melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR).
Namun, karena kebijakan efisiensi anggaran, rehabilitasi gedung berlantai dua itu ditunda tanpa kejelasan waktu pelaksanaan.
Untuk menghindari kerusakan lebih lanjut pada dokumen dan peralatan kerja, saat ini sebagian pelayanan masyarakat dipindahkan ke area depan kantor.
Penyesuaian ini dilakukan agar layanan publik tetap berjalan meski dalam kondisi terbatas.
“Kalau hujan kami terpaksa geser berkas. Kami berharap segera bisa diperbaiki,” ucapnya.
Sementara itu, Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra mengakui bahwa sejumlah kantor pemerintahan di Buleleng memang luput dari perhatian infrastruktur, termasuk kantor Camat Kubutambahan.
Saat ini, ada beberapa kantor camat lain turut mengalami kerusakan, meski tidak separah yang terjadi di Kubutambahan.
“Rehabilitasi akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari yang kondisinya paling mendesak,” ucapnya.