Str. Name 1
June 17, 2025
11 11 11 AM

BO55 – Suka Duka Warga Bali Bangun Pura Pertama di Belanda

Masyarakat Hindu Bali di Belanda saat usai sembahyang di Pura Shanta Citta Bhuwana (PSCB).

Lihat Foto

Belanda kini memiliki pura sebagai tempat persembahyangan umat Hindu.

Pura Shanta Citta Bhuwana (PSCB) yang terletak di Taman Indonesia Kallenkote Steenwijk Overijssel, resmi dibangun dan menjadi pura pertama di Belanda.

Pembangunan pura ini merupakan hasil gotong royong warga Bali dengan dukungan dari berbagai pihak.

Setiap tahap pembangunan pura mencerminkan nilai-nilai gotong royong, kerinduan akan tanah leluhur, serta komitmen untuk menjaga warisan spiritual.

“Kalau dulu, kami ke mana-mana sewa tempat. Akhirnya berpikir, kami di sini merantau jauh cari kerja, mengapa tidak ada pura,” ungkap Ni Made Aniadi (65), Ketua Yayasan Bali Abdi Samasta (BAS) yang mengkoordinatori pembangunan pura saat dihubungi Kompas.com.

Saat ini, tercatat setidaknya 350 orang Bali tinggal di Belanda.

Aniadi sendiri telah tinggal di negeri kincir angin tersebut selama 39 tahun.

Meskipun pembangunan pura memerlukan waktu yang cukup lama, Aniadi dan rekan-rekannya tidak pernah putus asa.

Dukungan dari berbagai pihak pun terus mengalir.

“Dalam hati saya berkata, pasti akan selesai. Pura ini pasti akan berdiri. Teguh dan tulus saja menjalankan. Jangan berubah, itu dharma,” kenang Aniadi saat mengingat masa-masa pembangunan.

Kerja keras dan upaya warga Bali di Belanda mendapatkan dukungan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Belanda, Kementerian Parekraf Republik Indonesia, Institut Seni Indonesia (ISI) Bali, serta Taman Mini Indonesia Kallenkote Belanda.

ISI Bali menugaskan Dr Anak Agung Gede Rai Remawa sebagai pendamping ahli dalam pembangunan pura ini, dengan harapan agar sesuai dengan yang digariskan dalam teks lontar tentang pembangunan tempat suci.

Pelinggih Padmasana dan Pengerurah yang menjadi bagian dari pura ini dikirim melalui laut dari Bali ke Belanda, dengan bantuan Kementerian Parekraf.

“Pura ini hanya dua pelinggih, Padmasana dan Pengerurah. Walaupun alit, namun punya komunitas Hindu Bali di Belanda,” imbuh Aniadi pada Jumat (13/6/2025).

Pembangunan pura dilaksanakan secara bertahap, mulai dari pematangan lahan hingga pemasangan fondasi konstruksi.

Semua dilakukan secara bergotong royong, termasuk pemasangan beton sebagai fondasi dasar yang dibantu oleh tenaga teknis dari Belanda.

Pura Shanta Citta Bhuwana diyakini bukan sekadar tempat ibadah, melainkan simbol keteguhan, kebersamaan, dan cinta terhadap budaya serta spiritualitas Bali.

“Semoga terus tumbuh menjadi pusat harmoni, kedamaian, dan simbol peran perempuan serta masyarakat Bali dalam merawat warisan leluhur di manapun berada,” harap Aniadi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *