Str. Name 1
June 29, 2025
11 11 11 AM

BO55 – Wanti-wanti Negera Tetangga soal Penularan Malaria, Menkes: Nyamuk Tak Peduli Paspor

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat memberikan penghargaan kepada kepala daerah yang berhasil menekan kasus malaria dalam acara Asia Pasific Leader Summit on Malaria Elimination di Hotel Hilton, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, pada Selasa (17/6/2025). KOMPAS.com/ Yohanes Valdi Seriang Ginta

Lihat Foto

penularan malaria.

Dengan nada becanda khasnya, Budi mengatakan nyamuk yang menyebarkan penyakit mematikan tersebut tidak memiliki paspor atau visa saat melintasi pintu masuk atau perbatasan negara.

“Malaria ini dibawa oleh nyamuk, dan nyamuk-nyamuk ini adalah penyelundup terburuk di dunia, karena mereka tidak peduli dengan visa dan paspor. Mereka tidak pernah menyatakan bahwa mereka membawa parasit dalam formulir deklarasi bea cukai,” katanya dalam acara Asia Pasific Leader Summit on Malaria Elimination di Hotel Hilton, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, pada Selasa (17/6/2025).

“Jika kita dapat memastikan bahwa petugas imigrasi kita antara Papua Nugini dan Indonesia dapat menangkap semua nyamuk dan mengidentifikasi apakah mereka memiliki izin dan bebas dari parasit, itu akan sangat bagus dalam memberantas malaria,” sambungnya masih dengan nada bercanda.

Budi awalnya mengungkapkan bahwa per satu menit, terdapat satu orang di dunia yang meninggal karena menderita malaria.

Tercatat, penyakit ini menyerang 250 juta orang dan membunuh 600.000 orang di seluruh dunia setiap tahunnya.

Karena itu, ia mengajak negara tetangga yang hadir dalam forum tersebut untuk mengatasi persoalan ini secara bersama-sama. Indonesia sendiri telah menargetkan bisa terbebas dari penularan malaria pada 2030.

“Itulah sebabnya saya katakan satu orang meninggal setiap menit karena malaria. Itulah sebabnya kita harus bergerak cepat. Itulah sebabnya visi 2030 untuk memberantas malaria sangat penting,” kata dia.

Ia mengatakan, di Indonesia sendiri, malaria masih menjadi ancaman serius. Malaria menempati urutan kedua penyakit menular tertinggi di Indonesia, dengan total 500.000 kasus setiap tahunnya.

Sedangkan, urutan pertama tuberkulosis (TB) dengan total 870.000 kasus, dan ketiga HIV 500.000 kasus, serta DBD 250.000 kasus.

“Jadi dari segi kematian, sementara tuberkulosis membunuh lebih dari 130.000 orang Indonesia, HIV sekitar 26.000, malaria tetap di urutan paling bawah, sekitar 150 orang setiap tahun karena pengobatan itu sudah terbukti,” kata dia.

Budi menambahkan, 90 persen kasus malaria tersebut ditemukan di Papua. Dari 514 kabupeten di Indonesia, baru 407 kabupten atau 79 persen yang bebas malaria.

Adapun sejumlah upaya yang dijalankan Kementerian Kesehatan untuk mengeliminasi kasus malaria di Papua, yakni mengintegrasikan skrining malaria ke dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG).

Kemudian, mendistribusikan kelambu berinsektisida tahan lama sebanyak 3,3 juta setiap dua dan tiga tahun, dan dua kabupaten dijadikan daerah percontohan pemberian obat malaria secara massal.

“Jadi, itulah sebabnya kita perlu bekerja sama, tidak hanya dengan enam Gubernur Provinsi Papua. Kemarin, kami baru saja menandatangani rencana aksi bersama dengan kolega saya dari Papua Nugini, untuk memastikan bahwa pedagang terburuk (nyamuk malaria) di dunia ini dikelola oleh kita,” kata dia.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *