
KMP Tunu Pratama Jaya mendatangi Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, pada Kamis (3/7/2025).
Mereka berusaha memastikan kabar kerabat mereka yang menjadi korban insiden kapal tenggelam di Selat Bali, yang terjadi pada Rabu (2/7/2025) tengah malam.
Ria, seorang warga Kabupaten Tabanan, Bali, datang bersama suaminya untuk mencari informasi mengenai kerabatnya, Bejo Santoso (51), yang merupakan warga Banyuwangi.
Bejo diketahui sedang dalam perjalanan menuju Bali untuk kembali bekerja setelah pulang kampung saat Lebaran.
“Beliau memang biasa kerja di Tabanan. Pulang kampung waktu Lebaran dan baru berangkat kembali tadi malam,” ungkap Ria saat ditemui di Posko Pelabuhan Gilimanuk.
Awalnya, Ria mengaku lupa bahwa kerabatnya sedang menyeberang malam itu.
Ia baru teringat setelah membaca percakapan di grup WhatsApp yang membahas peristiwa kapal tenggelam.
“Saya baca di grup WA, ramai soal kapal tenggelam. Awalnya nggak kepikiran. Setelah saya scroll hampir 30 menit, baru saya ingat kalau Pak Jo (Bejo Santoso) berangkat semalam,” katanya.
Ria berusaha memastikan apakah travel yang ditumpangi Bejo tiba di Bali pagi itu.
Namun, ternyata kerabatnya belum sampai.
“Perasaan saya nggak enak. Saya coba hubungi beliau, tapi nggak diangkat. Saya kemudian telepon anaknya. Dia bilang belum ada kabar dari bapaknya. Anaknya sudah menangis,” ungkapnya.
Setelah menghubungi kantor travel, Ria mendapatkan konfirmasi bahwa kendaraan yang ditumpangi Bejo berada di dalam KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam.
Di tengah kepanikan, suami Ria menerima video call dari seseorang yang memberikan kabar bahwa Bejo ditemukan selamat dan berada di Desa Banyubiru, Kabupaten Jembrana.
Ria segera bergegas ke lokasi, namun diarahkan menuju Pelabuhan Gilimanuk, di mana Bejo telah dievakuasi ke Posko Gilimanuk.
Menurut informasi yang diterimanya, Bejo sempat bertahan dengan berpegangan pada dua orang lainnya di laut, namun keduanya diduga meninggal dunia akibat kelelahan dan gelombang tinggi.