Str. Name 1
June 28, 2025
11 11 11 AM

BO55 – Bali Masih Kesulitan Tangani Sampah Plastik di Pasar Tradisional, Kenapa?

Kondisi sampah di Pulau Bali.

Lihat Foto

Bali masih kesulitan mengendalikan sampah plastik di pasar tradisional. Sebab, pembeli dan pedagang masih terbiasa menggunakan kantong plastik sekali pakai.

Koordinator Tim Pembatasan Penggunaan Plastik Sekali Pakai (PSP) dan Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS) Provinsi Bali, Dr. Luh Riniti Rahayu mengatakan, sejauh ini penanganan sampah plastik di pasar tradisional dinilai paling sulit.

“Penanganan paling sulit memang di pasar tradisional karena sudah terbiasa nyaman sekali memakai plastik. Semua serba plastik,” kata Riniti pada Selasa (17/6/2025).

Riniti mengatakan, jumlah pasar tradisional di Bali tercatat sebanyak 320.

Dia menilai, persoalan lain yang harus diperhatikan adalah masih tersedianya kantong plastik sekali di pasaran. Selain itu, tidak ada pengawasan yang terus-menerus dan masih sulit mengubah perilaku masyarakat di pasar, termasuk pedagang dan pembeli.

Lain halnya dengan pasar modern seperti mal dan minimarket yang sudah mulai menerapkan kantong tanpa plastik.

“Kita tidak anti-plastik. Tapi yang menjadi sorotan adalah plastik sekali pakai. Hampir semuanya tidak tertib. Di Denpasar misalnya Pasar Sanglah, Pasar Badung,” tegasnya.

Menurutnya, pembatasan plastik sekali pakai di Bali telah diatur dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai.

“Tapi memang implementasinya belum sama sekali,” ungkap Riniti.

Apa solusinya?

Menurut Riniti, solusi sementara sebelum ada pengganti plastik yang berbahan ramah lingkungan, masyarakat harus membawa tas belanja sendiri.

Sebelumnya, Gubernur Bali, I Wayan Koster mengatakan, Pergub 97/2018 ini cukup berhasil terimplementasi di pasar- pasar modern, mal, hotel dan rumah makan. Hanya saja masih gagal diimplementasikan di pasar tradisional.

“Di pasar tradisional saya lihat menurun komitmennya. Makin banyak yang pakai tas kresek,” ungkap Koster.

“Kita harus intensifkan pengawasan, kita harus kerja keras. Dalam pembatasan penggunaan plastik sekali pakai ini kita harus tegas, tidak ada kompromi lagi,” imbuhnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *